15/02/12

I


I
Ini adalah sebuah cerita kehidupan, kehidupanku sebagai lelaki yang menurutku apa ini keberutungan. Kisahku yang kuharap hanya sebatas aku saja yang mengalaminya, cerita hidupku yang ku pikir “bukan cerita biasa tapi luar biasa”, sesuatu yang mungkin tidak bisa dibanggakan seperti dulu, malah timbul suatu perasaan malu, kini menjadi pelajaran untukku atau mungkin orang lain, yang kuharap jangan ada lagi orang lain sepertiku yang karena ingin memperoleh kenikmatan yang sifatnya sementara, karena akan menambah populasi penjahat wanita di Indonesia.

Dan ini adalah sebuah kisah perjalanan kehidupanku sebagai seorang manusia, perjalanan hidup yang tidak mudah, perjalanan yang penuh liku, perjalanan yang mungkin menentang norma-norma yang ada, tidak peduli apa yang dikatakan dan dipikirkan orang diriku terus berjalan di jalan yang kuanggap benar, karena ini adalah hidupku, tidak ada satu orangpun yang dapat mengganggu gugatnya, dan kisah ini sekarang hanya sebagai sebuah ingatan, ingatan yang harus di ingat atau terus dipendam seiring berjalannya waktu, dan hanya Tuhan sajalah yang tahu bagaimana hidupku ini nanti selanjutnya, ini hanyalah sebuah cerita yang melengkapi setiap lembar kehidupan yang terus berjalan sampai Tuhan menunjukkan kemurahan-Nya melalui jalan yang diberikan melalui seseorang yang akhirnya mengajarkanku kehidupan yang sesungguhnya, mengajarkanku kalau masih banyak hal penting yang dapat di kejar selain “materi belaka”. Aku yang sekarang bukan aku yang dulu lagi, inilah diriku yang baru yang akhirnya bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi.

30 tahun yang lalu

            Kehidupan ini selalu menawarkan kenikmatan, kenikmatan yang dapat membuat seseorang seperti berada di surga ketujuh.  Itulah yang kuhadapi saat itu, kesenangan yang sangat awal kurasakan saat aku masih duduk di bangku sekolah. Dunia dan segala kenikmatannya membawaku berjalan sangat jauh dari yang seharusnya.

            Memiliki penampilan seorang laki-laki tangguh, penampilan yang tidak kalah dari seorang artis luar negeri, seseorang yang selalu dipuja, menjadi idola yang diperebutkan membawaku keluar dari jalur. Sandy Sanjaya itulah namaku, nama yang di harapkan orang tuaku membawa berkah. Memang itulah yang terjadi, tanpa disangka aku menjadi berkah, terutama bagi kaum hawa yang mendekatiku.

Aku, Sandy terlahir dari keluarga yang sedang-sedang saja, tidak terlalu mewah juga tidak terlalu tinggi, keluarga perantauan dari negeri seberang yang akhirnya memutuskan untuk menyatu dengan tanah air Indonesia. Kalau dibilang, aku sangat bangga menjadi orang Indonesia, tempat dimana aku berpijak ini. Tidak terpikirkan olehku untuk bisa lama-lama keluar dari sini, inilah rumahku, inilah tempatku sampai akhirnya nanti bersama anak cucuku.

            Sepertinya dewi fortuna selalu menyertaiku kemana langkaku ku jejakkan, apa yang ada dalam diriku menjadi objek yang menyenangkan bagi penglihatan setiap perempuan yang melihatku, dengan itu pula dengan mudahnya diriku mengambil perhatian mereka, membuat mereka seperti ratu yang  dipuja, ditinggikan, oleh seantero dunia. Ini terus berlanjut, sampai akhirnya aku tidak tahu, kalau sekolah yang harusnya kujalani dengan tuntas harus berakhir dengan tragis, tidak menghasilkan apapun yang dapat menjadi kebanggaanku, padahal ka lau di bilang, teman-temanku disekolah sangat mempercayakanku dalam setiap kegiatan sekolah, paling tidak pernah mencicipi sebuah jabatan yang sangat penting di sekolah, menjadi seorang ketua OSIS, tetapi kesempatanku ini tidak pernah kugunakan dengan sebaik-baiknya layaknya seorang pelajar yang sedang mengejar prestasi, yang ada dalam benakku saat itu adalah bagaimana caranya untuk menikmati kesenangan yang tidak sulit untuk kudapatkan. begitu juga dalam keluargaku, aku menjadi seseorang yang sangat bebas, memiliki jam terbang yang tak kalah dengan seorang artis. Hari ini dengan si A, satu jam lagi dengan si B, beberapa jam lagi dengan si C, begitu seterusnya. Sampai benar-benar aku jarang menikmati kebersamaanku bersama keluarga yang setiap hari dekat denganku.

            Sampai akhirnya, untuk terus menikmati segala yang sudah kudapatkan, kutinggalkan rumah yang menjadi tempat kelahiranku, kutinggalkan orang-orang yang seharusnya dekat denganku, kutinggalkan sekolah yang sudah memberiku pelajaran dan juga kenangan tentang semua orang-orang yang pernah menjalani kesenangan itu denganku, demi sebuah kenikmatan lebih yang kukira dapat lebih banyak kuraih kalau kumenjelajahi setiap tempat asing yang belum pernah kudatangi, kesenangan dan juga materi yang tidak ingin kulepas. Aku ingin bebas menjalani hidup ini, bebas berpetualang dari satu tempat ke tempat lain, bebas dalam segala hal, karena ini adalah hidupku dan hanya aku yang tahu apa yang dapat kujalani sejauh aku bisa berjalan.

0 komentar:

Posting Komentar